Sabtu, 28 Juli 2012

Dunia satu keluarga

Agama kadang-kadang dituding sebagai pemecah kesatuan masyarakat. Banyak kasus di mana agama menjadi alat untuk melecehkan sesama manusia. Agama pada dirinya sendiri mengajarkan hal-hal yang baik. Karena kalau mengajarkan yang jahat, itu bukan agama, dan hampir pasti tidak ada pengikutnya.
Saya dan seorang saudara tua saya baru saja pulang menghadiri acara di lingkungan tempat tinggalnya. Di sana berkumpul banyak orang dan acaranya berjalan lancar. Saya tidak membicarakan pertemuan ini karena sudah jelas bahwa mereka baik-baik saja. Dan, pertemuan ini juga baik-baik saja.
Saya hanya kagum dengan keluarga sahabat tua saya ini. Keluarga ini terdiri atas banyak agama (lebih dari satu). Maksudnya, anggota keluarganya menganut beberapa agama seperti Islam, Katolik, dan Kristen Protestan. Ibunya beragama Katolik tetapi berasal dari keluarga Muslim. Salah satu kakaknya yang Katolik menikah dengan seorang Kristen Protestan. Jadi, istri kakaknya serta anak-anak mereka beragama Kristen Protestan. Salah satu kakaknya lagi beragama Islam.
Ketika ditanya bagaimana kehidupan mereka dalam keluarga ini, mereka menjawab baik-baik saja. Tidak ada masalah. Kalau ada acara keluarga semua anggota keluarga hadir. Berdoa dengan cara masing-masing. Sedangkan kalau acara adat semuanya menggunakan cara yang sama. Kalau mereka berkumpul, mereka bercengkarama satu sama lain, mengenang masa kecil mereka. Tidak ada yang mempersoalkan agama. Ya..satu keluarga banyak agama tetapi tetap bersatu.
Dari sini bisa disimpulkan bahwa agama bukanlah alat pemecah kesatuan umat. Berbeda agama tidak menjadi hambatan untuk berkumpul bersama dalam satu keluarga.
Di Indonesia perbedaan memang tidak bisa dihindari. Inilah risiko hidup dalam keberagamaan baik agama maupun budaya. Jalan keluarnya adalah menerima perbedaan itu sebagai bagian dari kehidupan bersama dan menjadikannya sebagai alat pemersatu. Tidak mungkin saya menolak perbedaan sebab kehidupan saya diwarnai dengan perbedaan. Dalam perbedaan saya lahir, tumbuh, dan berkembang.
Andai, rakyat di negeri tercinta, Indonesia ini hidup harmonis seperti keluarga sahabat saya ini, negeri ini aman, jauh dari konflik agama, konflik budaya yang akhir-akhir ini mengorbankan masyarakat luas. Kenyamanan masyarakat terganggu gara-gara isu perbedaan ini.


Perbedaan adalah sesuatu yang tidak dapat dimusnahkan, hal ini merupakan sesuatu yang membuat manusia menjadi mahluk yang unik. Mulai dari tubuh kita sendiri, tidak ada yang tepat sama, hingga masyarakat yang terdiri dari jutaan bahkan milyaran individu-indivudu. Perbedaan bagaikan sebuah pedang, semuanya memiliki potensi kebaikan dan keburukan, dan semua itu tergantung bagaimana cara kita menggunakannya. Pemahaman yang parsial dan setengah-setengah hanya akan membuat masalah menjadi semakin rumit.
Perbedaan akan selalu ada, bagaimana cara kita menyikapi perbedaan menjadi sesuatu yang sangat penting. Semua orang berhak untuk memilih bagaimana cara dia menyikapi perbedaan. Di mana dalam kasus ini kebenaran menjadi hal yang sangat relatif dan mungkin beda satu sama lain tergantung dasar pemikiran, sudut pandang yang kita gunakan. Namun, ketika kita telah sampai pada kehidupan bermasyarakat kita juga harus memperhatikan kondisi dan keadaaan orang lain.
Melihat kondisi yang saat ini sedang berkembang dan terjadi di dalam masyarakat, saat ini persatuan menjadi hal yang sangat langka dan susah untuk diperjunagkan. Mulai dari hal yang sangat sederhana, seperti kehidupan kemahasiswaan, hingga tataran masyarakat global. Perpecahan yang muncul banyak di karenakan masyarakat yang terlalu memperbesar jurang perbedaan dan melupakan adanya persamaan. Toleransi antar sesama manusia pun menjadi hal yang tidak lagi mudah untuk ditemukan.
Konflik yang muncul berawal dari kelemahan kita dalam menerapkan konsep-konsep toleransi. Merasa diri sendiri paling benar, fanatik sempit, mengabaikan perasaan oranglain menjadi perusak dari nilai-nilai toleransi. Misalnya dalam beragama, saat ini dengan mudah seseorang/golongan mengatakan orang /golongan lain kafir karena memiliki pandangan yang berbeda terhadap suatu masalah, dalam kehidupan bermasyarakat, dengan mudah kita terprofokasi hingga muncul tindakan-tindakan anarkis karena tiap orang merasa golongannya lah yang paling benar dan yang lain salah dan patut di musnahkan. Padahal kita semua tahu bahwa kita memiliki kebebasan, kebebasan yang bertanggung jawab. Mengutip naskah kemerdekaan negara amerika serikat:
We hold these truths to be self-evident, that all men are created equal, that they are endowed by their Creator with certain unalienable Rights, that among these are Life, Liberty and the pursuit of Happiness.
Menghilangkan masalah perbedaan bukanlah dengan membuat segalasesuatu menjadi sama, melainkan bagaimana kita menghargai perbedaan tersebut. Dibutuhkan suatu kebesaran hati untuk menerima perbedaan, menghargai  orang lain dan pengendalian diri. Sehingga persatuan dan kehidupan yang harmonis tidak lagi hanya menjadi mimpi melainkan menjadi suatu kenyataan yang nyata.
Persatuan tidak muncul dengan sendirinya, melainkan lahir dari usaha bersama yang dinamis dan berkelanjutan. Dengan satu semangat, jangan biarkan nilai ini hilang, toleransi.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar