Agama kadang-kadang dituding sebagai
pemecah kesatuan masyarakat. Banyak kasus di mana agama menjadi alat
untuk melecehkan sesama manusia. Agama pada dirinya sendiri mengajarkan
hal-hal yang baik. Karena kalau mengajarkan yang jahat, itu bukan agama,
dan hampir pasti tidak ada pengikutnya.
Saya dan seorang saudara tua saya baru
saja pulang menghadiri acara di lingkungan tempat tinggalnya. Di sana
berkumpul banyak orang dan acaranya berjalan lancar. Saya tidak
membicarakan pertemuan ini karena sudah jelas bahwa mereka baik-baik
saja. Dan, pertemuan ini juga baik-baik saja.
Saya hanya kagum dengan keluarga sahabat
tua saya ini. Keluarga ini terdiri atas banyak agama (lebih dari satu).
Maksudnya, anggota keluarganya menganut beberapa agama seperti Islam,
Katolik, dan Kristen Protestan. Ibunya beragama Katolik tetapi berasal
dari keluarga Muslim. Salah satu kakaknya yang Katolik menikah dengan
seorang Kristen Protestan. Jadi, istri kakaknya serta anak-anak mereka
beragama Kristen Protestan. Salah satu kakaknya lagi beragama Islam.
Ketika ditanya bagaimana kehidupan
mereka dalam keluarga ini, mereka menjawab baik-baik saja. Tidak ada
masalah. Kalau ada acara keluarga semua anggota keluarga hadir. Berdoa
dengan cara masing-masing. Sedangkan kalau acara adat semuanya
menggunakan cara yang sama. Kalau mereka berkumpul, mereka bercengkarama
satu sama lain, mengenang masa kecil mereka. Tidak ada yang
mempersoalkan agama. Ya..satu keluarga banyak agama tetapi tetap
bersatu.
Dari sini bisa disimpulkan bahwa agama
bukanlah alat pemecah kesatuan umat. Berbeda agama tidak menjadi
hambatan untuk berkumpul bersama dalam satu keluarga.
Di Indonesia perbedaan memang tidak bisa
dihindari. Inilah risiko hidup dalam keberagamaan baik agama maupun
budaya. Jalan keluarnya adalah menerima perbedaan itu sebagai bagian
dari kehidupan bersama dan menjadikannya sebagai alat pemersatu. Tidak
mungkin saya menolak perbedaan sebab kehidupan saya diwarnai dengan
perbedaan. Dalam perbedaan saya lahir, tumbuh, dan berkembang.
Andai, rakyat di negeri tercinta,
Indonesia ini hidup harmonis seperti keluarga sahabat saya ini, negeri
ini aman, jauh dari konflik agama, konflik budaya yang akhir-akhir ini
mengorbankan masyarakat luas. Kenyamanan masyarakat terganggu gara-gara
isu perbedaan ini.
Perbedaan
adalah sesuatu yang tidak dapat dimusnahkan, hal ini merupakan sesuatu yang
membuat manusia menjadi mahluk yang unik. Mulai dari tubuh kita sendiri, tidak
ada yang tepat sama, hingga masyarakat yang terdiri dari jutaan bahkan milyaran
individu-indivudu. Perbedaan bagaikan sebuah pedang, semuanya memiliki potensi
kebaikan dan keburukan, dan semua itu tergantung bagaimana cara kita
menggunakannya. Pemahaman yang parsial dan setengah-setengah hanya akan membuat
masalah menjadi semakin rumit.
Perbedaan
akan selalu ada, bagaimana cara kita menyikapi perbedaan menjadi sesuatu yang
sangat penting. Semua orang berhak untuk memilih bagaimana cara dia menyikapi
perbedaan. Di mana dalam kasus ini kebenaran menjadi hal yang sangat relatif
dan mungkin beda satu sama lain tergantung dasar pemikiran, sudut pandang yang
kita gunakan. Namun, ketika kita telah sampai pada kehidupan bermasyarakat kita
juga harus memperhatikan kondisi dan keadaaan orang lain.
Melihat
kondisi yang saat ini sedang berkembang dan terjadi di dalam masyarakat, saat
ini persatuan menjadi hal yang sangat langka dan susah untuk diperjunagkan.
Mulai dari hal yang sangat sederhana, seperti kehidupan kemahasiswaan, hingga
tataran masyarakat global. Perpecahan yang muncul banyak di karenakan
masyarakat yang terlalu memperbesar jurang perbedaan dan melupakan adanya
persamaan. Toleransi antar sesama manusia pun menjadi hal yang tidak lagi mudah
untuk ditemukan.
Konflik
yang muncul berawal dari kelemahan kita dalam menerapkan konsep-konsep
toleransi. Merasa diri sendiri paling benar, fanatik sempit, mengabaikan
perasaan oranglain menjadi perusak dari nilai-nilai toleransi. Misalnya dalam
beragama, saat ini dengan mudah seseorang/golongan mengatakan orang /golongan lain
kafir karena memiliki pandangan yang berbeda terhadap suatu masalah, dalam
kehidupan bermasyarakat, dengan mudah kita terprofokasi hingga muncul
tindakan-tindakan anarkis karena tiap orang merasa golongannya lah yang paling
benar dan yang lain salah dan patut di musnahkan. Padahal kita semua tahu bahwa
kita memiliki kebebasan, kebebasan yang bertanggung jawab. Mengutip naskah
kemerdekaan negara amerika serikat:
We hold these truths to be self-evident, that all men are
created equal, that they are endowed by their Creator with certain unalienable
Rights, that among these are Life, Liberty and the pursuit of Happiness.
Menghilangkan
masalah perbedaan bukanlah dengan membuat segalasesuatu menjadi sama, melainkan
bagaimana kita menghargai perbedaan tersebut. Dibutuhkan suatu kebesaran hati
untuk menerima perbedaan, menghargai orang lain dan pengendalian diri. Sehingga
persatuan dan kehidupan yang harmonis tidak lagi hanya menjadi mimpi melainkan
menjadi suatu kenyataan yang nyata.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar